Sungguh perkara yang menyedihkan tatkala kita dapati seorang muslim yang bangga bisa meniru-niru kemajuan peradaban barat…
Padahal kalau kita perhatikan justru tradisi budaya barat menunjukkan kemunduran peradaban mereka…
Kehidupan mereka semakin kearah kehidupan hewan dan menuju pada ketelanjangan…, dimana mereka semakin menanggalkan pakaian mereka sedikit demi sedikit sehingga semakin tersingkap aurot mereka…itulah peradaban yang mereka banggakan dan juga dibanggakan dan diikuti oleh sebagian kaum muslimin.
Bukankah hidup telanjang adalah gaya hidup hewan…??
Itukah peradaban yang diimpikan??
Berikut ini perkataan Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad Al-Amiin Asy-Syingqithy rahimahullah tentang sikap yang keliru dari sebagian kaum muslimin terhadap kemajuan barat.
Beliau berkata : “Pengamatan yang benar menunjukkan bahwa kemajuan/kemodernisasi kaum barat memiliki kemanfaatan yang sangat tinggi dan kemudorotan yang sangat tinggi. Adapun kemanfaatannya yaitu apa yang dihasilkan oleh kemajuan kaum barat dalam medan kehidupan dalam kemajuan materi dan juga dalam pengaturan, serta perkara-perkara yang membantu manusia -sebagai sebuah jasad- dalam seluruh sisi kehidupan.
Adapun kemudorotan yang ada pada kemajuan kaum barat adalah berupa kebangkrutan moral dan rohani dan sikap membangkang terhadap undang-undang yang dibuat oleh Pencipta alam semesta.
Jika kita telah mengetahui bahwasanya pada kemodernan kaum barat ada kemanfaatan dan ada kemudorotan maka kita membuat perumpamaan tentang sikap-sikap yang wajar ada dalam menghadapi kemodernan barat:
“Seperti seseorang yang berada jauh dari pemukiman dan dalam kondisi sekarat karena kehausan, lalu ia mendapati racun yang mematikan dan air yang segar. Akal yang sehat akan menunjukkan ada 4 kemungkinan sikap yang diambil oleh orang ini :
Pertama : Ia akan meminum air dan racun tersebut sekaligus
Kedua : Atau ia akan meninggalkan kedua-duanya
Ketiga : Atau ia akan meminum racun dan meninggalkan air segar
Keempat : Atau ia akan meminum air segar dan meninggalkan racun tersebut.
Jika ia meminum kedua-duanya sekaligus, maka air segar tersebut tidak akan bermanfaat baginya karena ia akan mati terbunuh oleh racun.
Jika ia meninggalkan kedua-duanya maka ia akan meninggal dunia kehausan, dan tidak bisa menyusul kafilah (rombongan safarnya) dan akan tersungkur tertinggal rombongan.
Jika ia meminum racun dan meninggalkan air segar maka ia adalah orang yang sangat dungu yang tidak bisa membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Jika ia adalah orang yang cerdas maka tentu ia akan meminum air segar dan meninggalkan racun.
Dan sungguh perkara yang sangat disesalkan adalah ada orang-orang yang mengaku ahli politik dan yang menggerakkan kemudi segala urusan ternyata sikap mereka terbalik. Mereka meminum racun kemodernan kaum barat yang sangat mematikan yaitu berupa kerendahan akhlak dan keburukan moral serta sikap melawan undang-undang langit yang diletakkan oleh Pencipta alam semesta, lalu meninggalkan kemanfaatan dari kemodernan kaum barat berupa kemajuan bidang-bidang teknologi dunia dalam medan kehidupan.
ماَ أَحْسَنَ الدِّيْنَ والدُّنْيًا إِذأ الجْتَمَعَا ووَأَْقْبَحَ الكُفْرَ وَالإِفْلاَسَ بالرّجُلِ
“Betapa indah agama dan dunia jika berpadu…
Dan betapa buruk kekufuran (yang berpadu) dengan kebangkrutan (moral dan akhlak) pada seseorang”
(Dari kitab Ar-Rihlah ila Afriqiya, hal 54, diterjemahakan secara bebas oleh Abu Abdil Muhsin Firanda)
Jadilah kita seperti orang yang meminum air segar dan meninggalkan racun dan janganlah kita terjebak pada salah satu dari 3 sikap yang salah dalam menghadapi kemodernisasi barat.
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 21-04-1434 H / 03 Maret 2013 M
www.firanda.com